Makna dari “Rasa takut dan harapan” ialah sebagai berikut: Orang beriman tidak pernah dapat yakin apakah Allah ridha dengan mere¬ka, dan apakah mereka telah mem¬perlihatkan perilaku moral yang baik, yang membuat mereka layak mendapatkan surga. Karena alasan ini mereka takut akan hukuman Allah dan terus-menerus berusaha untuk menyem¬pur¬nakan moral. Semen¬tara itu, mere¬ka tahu bahwa melalui gairah dan ketulusan, mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh ridha Allah, cinta-Nya dan rahmat-Nya. Mereka mengalami ketakut¬an dan harapan sekaligus; mereka bekerja keras tetapi tidak pernah merasa usaha mereka cukup dan tidak pernah menganggap diri mereka sempurna, sebagaimana dinyatakan dalam ayat:
“Mereka takut kepada Tuhannya dan takut dengan hisab (perhitungan amal) yang buruk.” (Q.s. ar-Ra‘d: 21).
Karena itu, mereka memeluk agama Allah dengan semangat besar dan melakukan usaha besar untuk kepentingan ini. Rasa takut kepada Allah menyebabkan mereka tidak lemah-hati atau lalai, dan perasaan ini mendu¬kung semangatnya. Karena tahu bahwa Allah memberikan kabar gembira tentang surga bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, sehingga mendorong mereka untuk terus ber¬amal dan memperkuat komit¬mennya.
Sebagaimana terlihat, konsep orang ber¬iman tentang semangat sangat berbeda dari konsep masyarakat jahiliah. Dibandingkan dengan semangat kontemporer orang-orang kafir, semangat orang beriman merupakan luapan kegembiraan yang dipelihara oleh iman kepada Allah. Dia telah memberikan kepada orang-orang beriman kabar gembira tentang hasil dari semangat yang terus-me¬nerus dalam al-Qur’an:
“Dan sampaikanlah berita gembira kepa¬da orang-orang mukmin, bahwa sesung¬guh¬nya mereka memperoleh karunia yang besar dari Allah.” (Q.s. al-Ahzab: 47).
Sumber : www.harunyahya.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar